Kamis, April 10, 2008

Dari Redaksi

Bulan April merupakan bulan istimewa karena di bulan inilah kita memperingati Hari Kartini, yang menjadi tonggak sejarah pergerakan emansipasi perempuan Indonesia. Sejalan dengan hal ini, sudah semestinya kita terus memperkaya pengetahuan untuk kemajuan diri sendiri dan keluarga.

Dengan semangat Kartini itu juga pada pertemuan bulan April ini diadakan ceramah perbankan mengenai pengelolaan keuangan keluarga, sehingga kita sebagai istri dapat memaksimalkan keadaan keuangan rumah tangga kita. Seperti biasa, beritanya tentu akan ditampilkan pada blog kita bulan ini. Bagi Anda yang kemarin tidak sempat menonton demo floral art di Hong Kong Flower Show 2008 yang menghadirkan wakil dari Indonesia, tak usah khawatir ketinggalan berita, karena liputannya bisa dibaca di sini. Kami juga menghadirkan berita mengenai kegiatan peringatan Maulid Nabi di pengajian anak-anak yang lalu.

Rasa duka dan kehilangan tentunya masih menyelimuti kita atas kepergian mendiang Ibu Endang Anton Setiawan akhir bulan lalu. Namun bukan berarti kita harus terpuruk dalam kesedihan. Dunia terus berputar dan catatan kenangan manis kita bersama Almarhumah yang tersaji di blog bulan ini adalah simbol dari doa kita untuk beliau. Selamat jalan, Ibu Endang.

Akhirnya, kami berharap apa yang tersaji bulan ini bisa menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan kita sebagai perempuan Indonesia. Selamat Hari Kartini.

Cara Cermat Kelola Keuangan Keluarga

Bagi ibu-ibu rumah tangga seperti kita, mengelola keuangan keluarga terkadang membuat kepala pusing tujuh keliling. Kita tentu ingin semua kebutuhan keluarga dapat terpenuhi sekaligus juga memiliki simpanan, baik untuk keperluan tak terduga atau untuk rencana di masa depan. Oleh karena itulah dalam Pertemuan Anggota DWP KJRI Hong Kong bulan ini diadakan ceramah mengenai pengelolaan keuangan keluarga dengan menghadirkan narasumber Bapak Bramono Dwiejanto, General Manager BNI Cabang Hong Kong.

Pak Bram, begitu beliau biasa dipanggil, mengawali ceramahnya dengan menghadirkan kutipan dari Rudyard Kipling dalam The Elephant’s Child, “I keep six honest serving-men (they taught me all I knew); their names are What and Why and When and How and Where and Who.” Maksud kutipan ini kurang lebih adalah, banyaklah bertanya atau serahkan saja pada ahlinya.

Berangkat dari kata-kata bijak ini Pak Bram membawakan ceramah dengan lancar dan mudah dipahami oleh para anggota DWP KJRI Hong Kong yang hadir. Beliau menerangkan prinsip dasar pengelolaan keuangan keluarga, rentang waktu yang dipergunakan untuk itu, pilihan investasi, risiko dan imbal hasil, pengendalian risiko dalam berinvestasi, serta proteksi konsumen yang biasanya ditawarkan. Dengan sabar dan senyum yang tak pernah lepas dari bibir, beliau menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan para hadirin.

Usai ceramah, Ketua DWP KJRI Hong Kong, Ibu Mira M.A. Soerjanatamihardja, memberikan tanda terima kasih atas kesediaan Pak Bram berbagi ilmu yang amat bermanfaat ini.

Yang Pergi, Yang Datang, dan Yang Berulang Tahun di Bulan April

Di Pertemuan Anggota bulan April ini kita melepas kepergian Ibu Ulfah Togie yang akan kembali ke Tanah Air sehubungan dengan berakhirnya masa tugas suami di Hong Kong. Menurut rencana Ibu Ulfah Togie sekeluarga akan meninggalkan Hong Kong di awal bulan Mei 2008.

Penasihat, Pengurus, dan seluruh Anggota DWP KJRI Hong Kong mengucapkan selamat jalan dan terima kasih sedalam-dalamnya atas partisipasi Ibu Ulfah Togie selama ini. Semoga tali silaturahmi yang terjalin di antara kita dapat terjaga dengan baik.



Di kesempatan yang sama, kita kembali mendapatkan anggota baru. Kepada Ibu Menik Jaquet dan Ibu Ira Mahesa, kami mengucapkan selamat bergabung dengan DWP KJRI Hong Kong.


Di bulan ini juga terdapat tiga orang anggota DWP KJRI Hong Kong yang merayakan hari jadi mereka. Selamat ulang tahun kami ucapkan pada Ibu Aty Salim, Ibu Utanti Sukmo, dan Ibu Wiwik Nurbaiti. Semoga sukses dan selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Berita Duka

Telah meninggal dunia

Ibunda dari Bapak Edie Rizlianto
(ibu mertua Ibu Eli Edie Rizlianto)

Pada hari Rabu, 2 April 2008
di Medan-Sumatera Utara-Indonesia.

Penasihat, pengurus, dan seluruh anggota DWP KJRI Hong Kong menyatakan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Tuhan Yang Maha Penyayang dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan ketabahan. Amin.

Floral Designer Indonesia Unjuk Gigi di Hong Kong Flower Show 2008

Hong Kong Flower Show yang diselenggarakan tahun ini di Victoria Park-Causeway Bay kembali disemarakkan dengan unjuk kebolehan floral designer dari Indonesia, Bapak Andy Djati Utomo S.Sn AIFD. Di usianya yang masih 31 tahun beliau telah banyak mengukir prestasi, baik di tanah air maupun manca negara. Bahkan di saat usianya baru dua puluh tahun beliau telah memenangkan Lomba Merangkai Bunga Tingkat Nasional.

Pada libur Paskah hari Senin, 24 Maret 2008, yang lalu Hong Kong Flower Show dipadati pengunjung. Tiga puluh menit sebelum acara dimulai, panggung utama yang berkapasitas dua ratus kursi telah dipenuhi peminat. Acara dibuka alunan gamelan Jawa dan Bapak Andy memperkenalkan diri dengan mengenakan baju beskap dan sarung batik. Pada kesempatan tersebut beliau memberikan penjelasan adanya tujuh unsur di dunia ini yang turut memengaruhinya dalam berkreasi merangkai bunga. Ketujuh unsur tersebut adalah Jiwa (soul), Raga (laki-laki dan perempuan), Api, Air, Tanah, Kayu, dan Logam.

Dalam waktu satu jam saja tujuh rangkaian bunga yang menurut beliau mewakili masing-masing unsur tersebut berhasil dihasilkannya. Di rangkaian berunsur Jiwa beliau menerjemahkan keyakinannya mengenai kehidupan di dunia lain. Rangkaian yang diciptakannya adalah untaian lidi yang disisipi bunga hidrangea putih dan sedikit hijau muda sehingga rangkaian menyerupai malaikat bersayap.

Inspirasi Raga diterjemahkan ke rangkaian kayu yang dipilin membentuk bulatan dengan lubang di tengah dengan rangkaian yang berbeda di dua sisinya. Satu sisi rangkaian merupakan rangkaian bunga matahari sebagai simbol laki-laki sementara sisi sebaliknya adalah rangkaian bunga hidrangea merah muda dan anggrek menyiratkan perempuan.

Rangkaian Api dihasilkannya dengan memadu pohon ceri kering dengan hiasan bunga jengger ayam merah menyala.

Rangkaian Air diwujudkan melalui media kaca akrilik yang direkatkan potongan bambu disusun seperti buih air bergelombang. Di antara bambu disisipi tabung air berisi rangkaian bunga hidrangea biru, bunga teratai, dan rumput air.

Unsur Tanah ditampilkan dalam miniatur jembatan setengah lingkaran dari akar wangi berisi bunga warna-warni dengan media tanah di sebelah bawahnya.

Dua buah rangkaian lidi melingkar tinggi dengan bunga anggrek warna putih serta hijau di tengah berdampingan melahirkan kreasi apik bertema unsur Kayu.

Tak kalah unik juga adalah ide rangkaian dari unsur Logam. Rangkaian ini diwujudkan dengan bentangan alumunium dan kayu yang diwarnai metalik, dihiasi beberapa bunga kantong semar.

Pemilihan media dan pemanfaatan semua bagian tumbuhan (lidi, bambu, akar wangi) membuka wawasan kita untuk mengembangkan ide lebih luas lagi. Penonton tampak sangat antusias, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada Bapak Andy.

Satu lagi putra terbaik Indonesia telah mengharumkan nama bangsa. Kita tunggu wakil dari Indonesia di Hong Kong Flower Show tahun depan!

(Ani Nugroho)

Foto-foto rangkaian bunga yang ditampilkan pada demonstrasi ini bisa dilihat di Galeri Foto.

Selamat Jalan, Sahabat... (Ibu Endang Tjahjani A. Setiawan dalam Kenangan)

Satu lagi sahabat meninggalkan kita semua: Ibu Endang Tjahjani Anton Setiawan. Dan perpisahan kali ini begitu tiba-tiba, tanpa rencana, tanpa ucap kata, untuk selamanya. Kamis, 20 Maret 2008, di RS. Pamela Youde-Chai Wan, Ibu Endang—begitu Almarhumah biasa dipanggil—kembali ke pangkuan Ilahi di usia 53 tahun, meninggalkan suami, dua orang anak, dan seorang menantu.

Masih segar dalam ingatan kita pertama kali Ibu Endang beserta keluarga diperkenalkan secara resmi di Ruang Ramayana, KJRI Hong Kong pada bulan September 2006. Sosoknya yang ramah, ceria, dan tidak pernah malu-malu seketika terlihat waktu itu. Semakin jauh kita bergaul dengan Ibu Endang, semakin dalam pula kita mengenal beliau sebagai pribadi yang berani bicara, siap membantu, energik, penuh perhatian, dan setia kawan.

Ibu Endang juga selalu aktif dalam kegiatan DWP KJRI Hong Kong. Sebagai Ketua Bidang Sosbud DWP KJRI Hong Kong, beliau sangat serius dan cermat dalam menjalankan tugas. Semua laporan dan program kerja yang menjadi tanggung jawabnya tertata rapi dan selalu ada saat diperlukan. Beliau juga merupakan salah satu di antara sekian banyak anggota yang rajin mengikuti pengajian dan kursus-kursus yang diadakan di lingkungan DWP KJRI Hong Kong.

Di usianya yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi, Ibu Endang masih ikut meramaikan pertandingan tenis meja pada peringatan HUT RI ke-62. Ketika beliau mendapat kepercayaan untuk menjadi Ketua Panitia Konsumsi pada Peringatan HUT RI ke-62, tanggung jawab itu diembannya dengan sungguh-sungguh dengan hasil yang sama sekali tidak mengecewakan. Beliau juga tidak segan-segan membantu menyanggul dan merias wajah beberapa teman saat bersiap-siap menghadiri Resepsi Diplomatik Peringatan HUT RI ke-62.

Bagi beberapa anggota DWP KJRI Hong Kong yang masih junior, Ibu Endang identik dengan sosok seorang ibu. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kebersamaan kita dengan beliau. Ibu Endang selalu menjadi pendengar yang baik. Setiap cerita ataupun keluhan selalu mendapat perhatiannya. Beliau akan spontan memberi saran dan masukan apabila diperlukan, tanpa berkesan menggurui. Tak bosan-bosannya beliau mengingatkan semua orang untuk selalu mengutamakan kepentingan keluarga. Beliau selalu terbuka dan sebagai istri Kepala Unit Komunikasi KJRI Hong Kong yang sudah pernah menetap di berbagai negara, beliau tidak segan-segan membagi kiat dan pengalamannya untuk survive di lingkungan baru.

Tak terhitung banyaknya kenangan manis yang telah dilalui bersama Ibu Endang. Ibu Endang dengan humor dan celetukannya yang terkadang nyeleneh sering kali membuat tawa kita pecah. Mengingat beliau dengan ‘kantong ajaib Doraemon’ alias tas tangan berisi bermacam-macam bawaannya yang seabrek itu pun senantiasa menyunggingkan senyum di bibir kita. Tawa renyahnya selalu menular kepada orang-orang di sekitarnya dan mencerahkan suasana.

Selamat jalan Ibu Endang, kenangan indah bersama Ibu akan selalu terjaga dalam hati kami. Kami yakin bahwa apa pun yang terjadi merupakan ketetapan terbaik dari Yang Maha Kuasa. Terima kasih atas segala kebaikan Ibu. Semoga Tuhan Yang Maha Penyayang membalas semua itu.


(Foto-foto perjalanan terakhir mendiang Ibu Endang saat dimandikan di Pemakaman Islam Happy Valley-Hong Kong sampai dimakamkan di TPU Karet Bivak-Jakarta Pusat pada hari Minggu, 23 Maret 2008, bisa dilihat di Galeri Foto.)